BELITUNG,KADINBABEL — memang sedang beruntung, mendapat “durian” jatuh. Tentu “durian” yang jatuh itu bukan sim salabim. Ada kerja keras dan pengorbanan orang-orang hebat di belakang penetapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
KEK Tanjung Kelayang ini juga dicatat oleh Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Bank Indonesia Kepulauan Bangka Belitung dalam Laporan Triwulan I. KEK Tanjung Kelayang dicatat sebagai terobosan pertumbuhan ekonomi baru pasca melemahnya kontribusi pertimahan.
Untuk mendukung pengembangan kawasan Tanjung Kelayang sebagai KEK Pariwisata dibutuhkan investasi sekitar Rp18 triliun, yang terdiri dari Rp10 triliun investasi Pemerintah Pusat (atau daerah) dan Rp 8 triliun berupa investasi sektor swasta.
Investasi yang dilakukan pemerintah antara lain dengan menjadikan Bandara HAS Hanandjoeddin di Tanjung Pandan sebagai bandara internasional. Terkait hal tersebut maka akan dilakukan perpanjangan landas pacu pesawat dari 2.250 meter menjadi 2.800 meter termasuk perluasan terminal penumpang.
Pembangunan bandara internasional tersebut penting karena lebih dari 75%
turis asing datang ke Indonesia melalui moda transportasi udara. Oleh karena itu, kemudahan akses itu diharapkan memudahkan wisatawan asing khususnya dari Malaysia, Singapura, dan Tiongkok untuk berkunjung ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara langsung tanpa harus melalui bandara transit.
500.000 Wisatawan Asing
Target pemerintah melakukan penetapan KEK Tanjung Kelayang ini untuk mendatangkan 500.000 wisatawan asing di Belitung pada 2019. Saat ini, turis mancanegara baru sekitar 2.000 per tahun. KEK pun diharapkan menjadi salah satu penopang target pemerintah mendatangkan 20 juta turis asing ke Indonesia pada 2019.
Pemerintah berharap KEK dapat menyerap 100.000 tenaga kerja. Devisa dari kunjungan turis ke Tanjung Kelayang pada 2019 ditargetkan mencapai 500 juta dollar AS atau sekitar Rp 7 triliun. Kebutuhan investasi sekitar Rp 18 triliun, terdiri atas Rp 10 triliun investasi pemerintah dan Rp 8 triliun investasi dari swasta.
Fandi Wijaya, anggota Tim Kelompok Kerja Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Unggulan Bidang Tanjung Kelayang, melaporkan, ke-15 syarat terkait KEK sudah dipenuhi, termasuk syarat adanya analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). “Manfaat KEK bukan hanya untuk Tanjung Kelayang, melainkan juga Belitung. Belitung akan mendapatkan prioritas pembangunan dari pemerintah pusat,” ujarnya.
Sedang Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Rustam Effendi menuturkan, melalui pengembangan pariwisata, pemerintah provinsi berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan. Alam Belitung menjadi andalan untuk menarik perhatian wisatawan sehingga menjaga kelestarian alam dan lingkungan adalah mutlak. Ini terkait dengan penambangan timah yang sebelumnya sangat marak dan cukup merusak lingkungan di Belitung. (berbagai sumber/agus KADINBABEL)